Adaptasi Orang Tua dalam Sistem Pembelajaran Online di Masa Pandemi

Oleh: Ash Shafa

Peran orang tua dalam membimbing anak saat belajar online sangat dibutuhkan agar anak tetap fokus (17/11).

Sistem belajar online mengharuskan para orang tua di Bintaro, Tangerang Selatan harus beradaptasi dengan keadaan dan teknologi digital untuk membantu anak-anak mereka dalam melaksanakan sistem belajar online.

2020 menjadi tahun yang sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena adanya virus Covid-19. Meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia membuat pemerintah menetapkan banyak kebijakan, salah satunya meliburkan sekolah dan menerapkan sistem belajar online.

Sesuai Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Deseas (Covid-19) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menerapkan sistem pembelajaran dengan belajar dari rumah untuk menjaga kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan. Sistem belajar online ini dilaksanakan sebagai upaya pencegahan Covid-19.

Dilansir oleh Republika, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan, akibat pandemi Covid-19 dunia pendidikan di Indonesia saat ini sedang mengalami krisis. Menurutnya, belajar dari rumah bukan solusi namun keharusan untuk tetap terjaga dari penularan Covid-19.

Nadiem mengatakan, opsi untuk saat ini adalah tetap belajar walaupun banyaknya kesulitan yang dialami oleh masing-masing siswa atau tidak belajar sama sekali. Pemerintah melalui Kemdikbud terus berupaya menyiapkan berbagai macam metode pembelajaran untuk masing-masing daerah.

Kondisi saat ini, membuat para guru harus memaksimalkan pembelajaran online seperti biasanya dilakukan secara tatap muka dengan para murid. “Tantangan terbesar yaitu saat persiapan mengajar yang mana biasanya dilakukan dengan waktu yang lebih singkat namun kalau pembelajaran online butuh waktu yang lebih lama dan koordinasi juga lebih sulit,” kata Fitri (39).

Namun, tak hanya peran guru, tetapi peran orang tua sangat dibutuhkan dalam proses belajar online ini. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbang dan Perbukuan) Totok Suprayitno menyampaikan orang tua memiliki peran yang cukup sentral dalam pelaksanaan belajar dari rumah. Hampir 90 persen orang tua mendampingi anaknya belajar dari rumah di semua jenjang pendidikan.

“Peran orang tua cukup penting untuk memberikan semangat, menyediakan fasilitas, dan mengingatkan walaupun sudah diberikan tanggung jawab sendiri,” kata Clianta (16) siswi kelas 2 SMA.

Pada sistem belajar online ini, orang tua harus bekerja lebih keras dan beradaptasi dengan cepat. Hal ini memberikan tantangan tersendiri yang mana tantangan itu menjadi lebih kompleks ketika mendampingi anak belajar juga sekaligus harus bekerja dari rumah. “Dengan adanya belajar online ini, harus bisa mengatur waktu dengan baik,” kata Risa (41) orang tua dari anak kelas 5 SD dan kelas 1 SMA yang sedang Work From Home.

Tak hanya harus mengatur waktu dengan baik, tetapi kendala teknis (internet dan perangkatnya) juga menjadi kendala utama. Kalau terjadi kendala teknis, anak-anak tidak bisa belajar karena belajar online ini bergantung pada hal tersebut.

Selain itu, orang tua juga harus memahami pelajaran sekolah, menjaga kondisi mood dan semangat anak, dan berdaptasi dengan teknologi digital juga merupakan tantangan yang cukup berat. “Saat ini, waktu harus fokus untuk anak. Selama belajar online anak harus didampingi dan dipersiapkan suasana yang baik agar anak fokus dalam belajar,” kata Vina (38).

Untuk membantu dan membimbing anak dalam pembelajaran online, orang tua harus memberikan fasilitas penunjang belajar online, menemani agar tetap fokus mengikuti pelajaran, paham materi belajar anak, dan menjadi guru di rumah.

Sementara itu, untuk anak SMA dan kuliah sudah bisa dilepas dan dipercaya orang tua dengan pembelajaran online tersebut. Namun, berbeda dengan tingkat SD yang masih membutuhkan bimbingan dalam pembelajaran online.

Di era digital dan sistem belajar online, orang tua perlu pemahaman teknologi digital pada sistem belajar online agar bisa mendampingi dan menjadi support system yang baik untuk anak. Orang tua harus memastikan tugas-tugas yang harus dikumpulkan serta membantu mengingatkan di Google Classroom atau Microsoft Teams dan aktif grup Whatsapp orang tua murid.

“Mau tidak mau harus melek teknologi juga, harus belajar sendiri, atau saling bertukar informasi dengan orang tua murid lainnya. Akhirnya pun jadi bisa walau awalnya terpaksa” kata Ema (43). Namun, dalam hal ini ternyata anak-anak terlihat lebih mudah beradaptasi digital daripada orang tuanya. Mereka yang sudah akrab dengan teknologi lebih dapat menguasai dengan cepat.

Pembelajaran online selama ini sendiri masih kurang efektif karena anak-anak hanya mempelajari sedikit materi dan kurang fokus dalam belajar. Pengawasan dari guru juga tidak bisa dilakukan dengan maksimal. Disamping itu, anak-anak menjadi kurang sosialisasi bermain bersama teman dan waktu memegang gadget juga lebih lama.

“Walaupun belajar online ini ada positif dan negatifnya, namun hal ini masih kurang efektif. Anak-anak kurang fokus karena suasana di rumah, cepat bosan karena hanya melihat layar, serta sosialisasi terhadap lingkungan menjadi berkurang,” kata Maya (48) seorang ibu rumah tangga dan orang tua dari anak kelas 5 SD dan kuliah S1.

Catatan redaksi: Pada masa pandemi, banyak mahasiswa Dikom UGM yang menjadi jurnalis Warga Jogja tidak berada di Yogyakarta. Ini adalah salah satu liputan yang mengangkat cerita dari kota tempat mereka tinggal saat ini, daerah asal mereka.