Minat Mahasiswa UGM Magang di Luar Negeri Meningkat Drastis

Tasya Irawan saat berada di Kompleks Mahkamah Kuala Lumpur, Malaysia Januari 2018 (sumber : dokumen pribadi)

oleh: Anandhio Weiza Prashardika

YOGYAKARTA-Pilihan untuk magang di luar negeri mulai banyak dilirik oleh mahasiswa UGM. Nilai tambah untuk mengenali lingkungan dan masyarakat yang berbeda menjadi suatu daya tarik tersendiri. Dalam satu tahun terakhir, pendaftaran magang ke luar negeri melalui AIESEC UGM pun meningkat 4 kali lipat.

AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Science Economiques et Comerciales)  UGM adalah UKM yang berfokus pada pengembangan kepemimpinan melalui kegiatan pertukaran ke luar negeri. AIESEC dalam program magangnya (Global Entrepeneur) telah melayani 13 pendaftaran magang pada tahun 2017, dan meningkat menjadi 60 pada tahun 2018 ini.

Program magang yang dilayani AIESEC menjangkau ke lebih dari 126 negara. AIESEC UGM akan bekerja sama dengan AIESEC di setiap negara dalam program ini. Namun minat untuk magang di India dan Mesir memiliki pilihan tertinggi ketimbang negara lainnya.

Peminat terbanyak berasal dari klister sosial humaniora. Sementara itu, AIESEC UGM juga menerima mahasiswa dari universitas lain di Jogja untuk ikut program magang ini. Dari sejumlah universitas lain yang dilayani AIESEC UGM, peminat tertinggi berasal dari UII dan UAJY.

Di antara sekian banyak peminat magang di luar negeri, beberapa di antaranya adalah Tasya Irawan, mahasiswi Fakultas Hukum yang magang di suatu konsultan hukum di Malaysia, dan Thirafi Kurnia, mahasiswa Teknik Industri yang magang di India.

Saat ditemui di kafe Iconic di Yogyakarta, Tasya dengan bangga menceritakan pengalamannya. Menurutnya, motivasinya untuk magang adalah karena ada kewajiban dari pihak fakultas. “Aku magang dengan pekerjaan untuk membantu ahli hukum di sana seperti melakukan riset, membuat due diligence, membuat legal memorandum, dan lainya,” ungkap Tasya dengan bangga.

Sementara itu, Thirafi Kurnia magang di kota Surat, India sebagai industrial engineering intern di salah satu perusahaan tekstil di sana. Seperti Tasya, ia melaksanakan magang karena merupakan salah satu syarat lulus di jurusannya.

Thirafi bersama rekan kantornya di Surat, India Juli 2018 (sumber: dokumen pribadi)

Saat ditanya mengenai nilai lebih yang didapat saat magang di luar negeri, Thirafi dengan bangga menceritakannya sebagai berikut. “Melalui magang di luar negeri aku belajar banyak, terutama aku jadi lebih berani, karena di sana aku sendirian dan aku menghadapi lingkungan yang lebih menantang,” jelasnya.

Selain itu, Thirafi juga merasakan keuntungan untuk mengetahui budaya kerja di India yang menurutnya berbeda dengan budaya Indonesia, seperti budaya mereka yang ia rasakan lebih tegas dan hubungan yang lebih dekat dengan rekan kerja.

Aliva Zein, selaku Vice President of Outgoing Global Talent/Entrepreneur atau OGTE (Departemen pengiriman mahasiswa magang ke luar negeri) AIESEC UGM, mengatakan bahwa dibandingkan tahun 2017, minat magang ke luar negeri tahun ini meningkat cukup banyak, yaitu sebanyak 4 kali lipat. Menurutnya peningkatan minat tidak hanya dari mahasiswa UGM namun juga mahasiswa universitas lain yang dilayani oleh AIESEC UGM seperti UII dan UAJY.

Aliva Zein membagikan analisisnya sebagai VP OGTE saat ditemui di KFC Mirota, Yogyakarta (31/08) (sumber: dokumen pribadi)

Aliva mengaku sudah cukup lama berada di departemen OGTE sehingga ia bisa melihat perkembangan yang cukup pesat dalam minat magang di luar negeri. “Kalau sebelumnya orang-orang cenderung berpikir untuk langsung bekerja setelah lulus, tapi kalau sekarang kebutuhan akan magang lebih diperhatikan, karena mulai ada kesadaran bahwa perusahaan cenderung menerima lulusan yang sudah pernah magang,” jelasnya. Menurutnya nilai tambah dan prestise dari magang di luar negeri merupakan hal yang paling mendorong peningkatan peminat.

Data peminat Global Entrepreneur (Program Magang AIESEC) 2018 (atas) dan 2017 (bawah) melalui experience.aiesec.org

Mahasiswa UGM pada umumnya mendapatkan info magang melalui career center di tiap fakultas maupun melalui salah satu organisasi yang mendukung magang ke luar negeri, yaitu UKM Kepemimpinan AIESEC UGM.

AIESEC UGM sendiri telah menjadi UKM resmi di UGM sejak tahun 2011. Dalam kurun waktu 7 tahun, peminat magang melalui AIESEC sedikit demi sedikit bertambah. Aliva Zein optimistis bahwa peningkatan ini akan terus berlanjut di tahun depan, terutama dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia kerja.