JOINT: Menawarkan Sistem, Bukan Tokoh

d8dc8fcb-6e77-4b62-b2c4-ea27ced289eb-520x400
Poster pengumpulan KTP dukungan untuk Garin Nugroho dan Rommy Heryanto (Foto: jogjaindependent2017.com)

Jogja Independent telah mengumumkan Garin Nugroho dan Rommy Heryanto sebagai calon mereka saat konvensi terbuka di Jogja Expo Center, Minggu (17/4) lalu. Langkah selanjutnya adalah realisasi target pengumpulan 45 ribu KTP dukungan. Ini membutuhkan kerja keras para relawan JOINT, yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat.

Menurut Made, salah satu relawan, ia tertarik bergabung karena JOINT menawarkan “sistem” alternatif, bukan sekadar tokoh, dalam pemilihan kepala daerah.

Relawan JOINT tidak sama dengan Teman Ahok, misalnya, yang juga memakai jalur independen dalam pemilihan gubernur Jakarta 2017. Perbedaan yang mencolok menurut Made adalah JOINT menawarkan “sistem” sedangkan Teman Ahok menawarkan “tokoh” untuk masyarakat.

“JOINT menawarkan wadah bagi siapa saja untuk dapat berpartisipasi di pemilihan tanpa melalui partai politik, sedangkan Teman Ahok hanya sebagai wadah bagi Ahok dalam pemilihan gubernur Jakarta sebagai calon independen,” kata Made, yang berasal dari Sleman.

Relawan JOINT tidak hanya warga Kota Yogyakarta, bahkan ada juga warga dari luar DIY.

Selama ini, para relawan bermarkas di Kedai Kebun Forum di Jalan Tirtodipuran, bahkan sebelum dikukuhkannya Garin dan Rommy sebagai bakal calon mereka. Kegiatan rapat rutin dan pengumpulan KTP dukungan terpusat di tempat yang juga merupakan tempat pameran seni ini.

P_20160603_200658
Yustina Neni, pemilik Kedai Kebun Forum yang menjadi markas Jogja Independent, saat ditemui Jumat (3/6) lalu. (Foto: Masrahadyan P.A.)

Yustina Neni, pemilik Kedai Kebun Forum dan salah satu koordinator sekretariat JOINT, mengatakan bahwa pemilihan kedai miliknya sebagai markas kegiatan relawan JOINT merupakan inisiatif dirinya. Pemilihan KKF sebagai sekretariat JOINT juga dianggap cocok karena tempat dan fasilitas yang memadai untuk kegiatan relawan JOINT. Kesukarelaan Neni ini merupakan bentuk dukungannya kepada JOINT, yang menurut Neni cocok dengan pandangan politiknya.

“Dulu, para relawan JOINT sempat bingung menentukan tempat sekretariat JOINT. Karena itu saya berinisiatif untuk mengajukan tempat saya sebagai tempat buat sekretariat. Toh, fasilitas ada dan harus dimanfaatkan juga. Jadi, kenapa enggak?” tutur Neni.

Tyas, relawan JOINT lainnya, mengatakan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh relawan JOINT untuk mengenalkan JOINT serta pengumpulan KTP berbeda dengan partai politik lain.

Bila partai politik menggunakan hiburan masyarakat sebagai media pembangun dukungan, JOINT menggunakan keintiman hubungan antara JOINT dengan masyarakat untuk menggalang dukungan. Tyas sendiri menjelaskan bahwa sudah ada perwakilan dari  relawan JOINT yang berperan sebagai “simpul” di dalam masyarakat pada 45 kelurahan dan 12 kecamatan di Kota Yogyakarta. “Simpul” ini sendiri bertugas untuk mengenalkan dan mengakrabkan masyarakat kepada Garin-Rommy dan tentunya JOINT sendiri.

“Banyak orang yang masih mengenal Garin Nugroho sebagai salah satu sineas Indonesia dan tidak sedikit juga yang mengenal Rommy Heryanto sebagai pakar UMKM. Saatnya mengenalkan Mas Garin dan Mas Rommy sebagai pemimpin yang ideal bagi masyarakat Yogya,” kata Tyas.

Dalam pengenalan tersebut, relawan JOINT sering mengadakan berbagai acara bagi warga. Berbagai workshop dan kegiatan masyarakat diadakan bukan hanya untuk mengenalkan masyarakat terhadap JOINT, tetapi juga untuk membantu masyarakat itu sendiri. Sampai Jumat (3/6), tercatat hampir 900 orang telah menjadi simpatisan dan ribuan KTP dukungan telah terkumpul. Target 45 ribu KTP yang direncanakan oleh JOINT sendiri semakin terealisasi.

Tyas menegaskan bahwa gerakan JOINT ini tidak akan berhenti sampai pemilihan walikota saja. Gerakan ini akan terus diberdayakan sebagai suatu solusi bagi masyarakat Yogya untuk ikut serta dalam pembangunan pemerintahan yang ideal. Relawan JOINT akan terus mengupayakan dukungan, pengawasan, dan kritik terhadap kepemimpinan walikota Yogyakarta, sekalipun walikota yang terpilih bukan Garin Nugroho.

“Terbentuknya JOINT memang diinisiasi dari momentum pemilihan walikota, namun tujuan utama dari JOINT bukan hanya untuk memilih calon pemimpin yang ideal bagi masyarakat. Kami juga ingin membangkitkan dan menyadarkan masyarakat akan hak politiknya yang selama ini terbengkalai,” tegas Tyas.

Sebagai relawan yang tergabung di dalam JOINT, tentu terdapat keinginan dan harapan untuk dipenuhi oleh Garin dan Rommy bila terpilih nanti. Made mengharapkan keadaan Kota Yogyakarta yang lebih baik lagi di masa mendatang. Tyas mengharapkan adanya partisipasi dari pihak swasta, terutama perhotelan, dalam pengembangan identitas lokal Kota Yogyakarta dan bersinergi dengan warga sekitar dalam mempromosikan Kota Yogyakarta.

Neni mengharapkan adanya peningkatan partisipasi dan kualitas dari warga Yogya sendiri. Warga Yogya disini ditujukan bukan hanya warga Yogya asli, namun juga warga pendatang yang ikut tinggal disini. Neni berpendapat untuk menciptakan pemerintahan Yogyakarta yang baik, kualitas dan partisipasi dari warga Yogya juga harus baik. Kedua elemen tersebut kemudian dapat bersinergi untuk membangun Kota Yogyakarta yang lebih baik lagi.

“Pemerintah itu merupakan cerminan dari warganya. Bila warganya berkualitas baik, maka pemerintahannya juga akan dicap baik. Begitu pula sebaliknya,” jelas Neni.