ART|JOG|9 Bursa Seni Rupa Kontemporer Terbesar

Oleh Nisa Nuraini Hastyanti

      ART|JOG, bursa seni rupa kontemporer terbesar di Indonesia, tahun ini kembali digelar dengan mengusung tema “Universal Influence”. Helatan akbar ini dibuka untuk umum pada 27 Mei  oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan direncanakan akan berlangsung hingga 27 Juni 2016 di Jogja National Museum (JNM).

      Di tahun ke-9 ini, ART|JOG melibatkan 72 seniman dari dalam dan luar negeri dengan berbagai macam karya mulai dari instalasi, patung, lukisan, foto, video dan animasi, site spesific object, serta performance. “Jumlah ini lebih sedikit dari tahun sebelumnya. Di tahun 2015 ada sekitar 90 seniman yang terlibat, bahkan pada 2014 mencapai hampir 130 seniman,” terang Tiyassari, salah seorang panitia ART|JOG.

      Dalam ART|JOG|9 terdapat dua program utama yaitu comission work dan exhibition. Venzha Christiawan dipercaya menjadi comissioned artist dengan karya berjudul “ISSS –Indonesia Space Science Society” yang merupakan menara penangkap sinyal dan frekuensi setinggi 36 meter. Karya ini memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk berspekulasi dengan imajinasinya tentang kehidupan di luar bumi. Sedangkan program exhibition mengundang setidaknya 61 seniman Indonesia, 4 seniman Jepang, 3 seniman Liechtesnstein, serta 3 seniman masing-masing dari Australia, Malaysia, dan Filipina; dengan total mencapai 96 karya. “Seniman yang terlibat semuanya merupakan undangan, tidak ada yang open call. Ini dikarenakan persiapan ART|JOG tahun ini yang terbilang cepat, hanya sekitar lima bulan,” ujar Tiyassari. Hal tersebut juga menyebabkan berpindahnya lokasi ART|JOG dari yang semula di TBY menjadi ke JNM. “TBY sudah keburu terlanjur dipesan untuk acara lain, akhirnya sekalian saja kami pindah dan merombak JNM,” tambahnya.

      Selain menyusun program utama, terdapat pula program pendamping berupa curatorial tour dan meet the artists di mana pengunjung yang ingin turut serta diharuskan mendaftar terlebih dahulu. Didan (20), salah seorang pengunjung ART|JOG yang sudah tiga tahun berturut-turut datang dalam helatan seni tahunan ini berpendapat, “JNM tempatnya lebih luas jadi bisa lebih leluasa dalam menikmati karya daripada sebelumnya di TBY yang lebih kecil. Dari segi karya dan program selalu ada yang unik dan segar setiap tahunnya.”

      Salah seorang seniman yang terlibat di ART|JOG|9, Akiq AW (36), mengatakan ART|JOG memang sebuah artfair yang unik dan selalu punya tema kuratorial tertentu. “Untuk tahun ini tema yang ditawarkan masih klise, maksudnya bisa sembarangan saja dibaca dan disesuaikan dengan apapun karya seninya. Yang sedikit berbeda, sebelumnya ada open call, sekarang tidak,” ungkap Akiq.

      Seniman dari karya bertajuk “How to Photograph A Lightning” ini memang telah beberapa kali berpartisipasi dalam ART|JOG. Menurut Akiq, sesi open call merupakan hal penting yang membedakan ART|JOG dengan artfair lainnya. “Open call memunculkan harapan dan kesempatan baru bagi para seniman muda, mahasiswa, atau orang umum untuk mengajukkan karyanya dan terlibat secara langsung ke pusat perputaran dunia seni dan bisnis seni,” imbuhnya. Ia berharap di tahun berikutnya open call akan kembali dibuka karena baginya dengan dihilangkannya sesi open call, ART|JOG berpotensi “hanya” menjadi salah satu dari sekian artfair lain di dunia.