Dongeng Tanah: Antara Indonesia dan Brasil

Oleh Valentinus Yudanto Seto Damarjati

Pameran Dongeng Tanah ingin menampilkan lebih dekat persamaan dan perbedaan antara kehidupan perkampungan di Brasil dan Indonesia. Desakan pariwisata dan industrialisasi telah mengubah nilai-nilai kehidupan di kawasan perkampungan baik di Brasil, maupun di Indonesia. Pameran ini digagas oleh Cibele Poggiali, seorang peneliti dan penulis dari Brasil, Tim SURVIVE! Garage, Sisir Tanah, Jogja InterKultur dengan berkolaborasi bersama warga Sosrokusuman, Yogyakarta dan masyarakat adat Sungai Utik, Kalimantan Barat.

Dari sisi Indonesia, pameran ini mengangkat cerita masyarakat di kampung Sosrokusuman yang mulai terdesak oleh masuknya investasi perhotelan yang mulai tumbuh di sekitarnya guna mendukung pariwisata di Yogykarta. Di sisi lain, pameran ini juga menampilkan perkampungan adat Sungai Utik, Kalimantan Barat yang dihuni oleh masyarakat suku Dayak Iban yang mulai terdesak oleh munculnya deforestrasi guna membangun industri sawit. Hal tersebut sama dengan apa yang terjadi dengan Kampung Favela, Brasil dan juga deforestasi yang terjadi di wilayah Amazon.

Pameran yang diadakan dari 2 November sampai 10 Desember 2017 di Jogja Contemporary ini sesuai dengan tema Biennale Jogja XIV yang berfokus pada Brasil sebagai negara tamu, dengan mengeksplorasi persamaan dan perbedaan antara kedua negara dan melihat realitas sosial yang ada, terutama isu-isu seni, sosial, dan lingkungan.