Oleh: Muhammad Alzaki Tristi
Masjid Gedhe Mataram, masjid pertama di DIY yang dibangun pada tahun 1640, merupakan sumber sejarah kerajaan Islam di deretan pantai selatan.
Masjid yang arsitekturnya menunjukkan corak Hindu, Buddha, dan Islam ini dinobatkan oleh UNESCO sebagai cagar budaya pada 2015.
Kompleks masjid ini, terletak di Dusun Sayangan, Jagalan, Bantul, juga memiliki makam para raja Mataram kuno dan sendang untuk mandi para raja dan selir.
Ukiran dan pahatan di gerbang masuk kawasan Sayangan, bentuk akulturasi Budaya Hindu, Buddha dan Islam yang menjadi identitas dari akulturasi budaya (12/04)
Gerbang utama Masjid Ghede Mataram merupakan masjid tertua di DIY, yang dibangun pada 1640 (12/04).
Monumen jam yang terletak di halaman masjid, perpaduan antara budaya Islam, Hindu, dan Buddha (12/04).
Kantor sekretariat lokasi Makam Raja Mataram sekaligus pusat informasi bagi pengunjung yang dikelola oleh juru kunci dan abdi dalem. Sebelum memasuki makam Agung, peziarah terlebih dahulu melapor dan meminta bimbingan dari pihak abdi dalem sebagai juru kunci makan Agung (12/04).
Sesajen yang digunakan dalam ritual keagamaan di lokasi Makam Raja Mataran (12/04).
Peziarah harus mengenakan jarit dan kemben sebelum memasuki lokasi makam Ki Ageng Pemanahan (12/04) .
Peraturan wajib untuk ditaati sebelum masuk ke lokasi Makam Ki Ageng Pemanahan. Kaum laki-laki harus menggunakan pakaian peranakan dan pengunjung perempuan diwajibkan memakai kemben dan jarik, tanpa kain penutup kepala dalam bentuk apapun (12/04).
Sendang lanang difungsikan sebagai tempat pemandian raja, dan sendang putri sebagai tempat pemandian istri raja (12/04).
Gamelan, gendang, gong, dan bonang, alat musik tradisional Jawa yang dimainkan di setiap kegiatan di Dusun Sayangan (12/04).
Agama , Akulturasi , Budaya , Buddha , Gedhe , Hindu , Islam , Masjid , Mataram , Yogyakarta