Kemeriahan Pagelaran Saparan Bekakak 2018

Ogoh-ogoh berbentuk Ki Wirosuto dan penunggu Gunung Gamping yang sedang berkelahi diarak oleh warga (26/10).

Oleh: Naura Nabila

Sepasang boneka pengantin diarak lalu disembelih di Gunung Gamping untuk merayakan acara Saparan Bekakak 2018.

Pagelaran Saparan Bekakak 2018 diselenggarakan di Lapangan Ambarketawang, Gamping, Sleman (26/10). Bekakak merupakan acara adat yang rutin dilaksanakan setahun sekali di Hari Jumat atau setiap 15 Sapar pada penanggalan Jawa.

Perayaan acara adat Bekakak tahun 2018 berlangsung meriah dipadati oleh ribuan warga lokal yang menonton arak-arak dari Lapangan Ambarketawang menuju Gunung Gamping. Dari tahun ke tahun acara ini memiliki antusiasme yang tinggi dari masyarakat.

“Saya sudah 17 kali mengikuti acara saparan ini, setiap tahun memang selalu ramai,” kata Jacinda, warga Desa Ambarketawang.

Bekakak adalah sepasang boneka pengantin laki-laki dan perempuan. Dua boneka yang diarak kemudian disembelih di Gunung Gamping. Selain sepasang boneka pengantin terdapat pula ogoh-ogoh, gunungan, sesajen, dan pasukan prajurit yang mengikuti dibelakangnya.

Sepasang boneka pengantin yang akan disembelih di Gunung Gamping (26/10).

Setelah sepasang boneka pengantin diarak dan sampai di Gunung Gamping boneka tersebut disembelih. “Kepala Dinas Kebudayaan Sleman, Aji Wulantara serta Camat Gamping, Samsul Bakri lah yang menyembelih pasangan pengantin di prosesi penyembelihan,” kata Sumaryanto, Kepala Desa Ambarketawang.

Dua boneka yang diarak terbuat dari tepung ketan, kemudian lehernya diberi cairan merah sebagai perwujudan dari darah. Sehingga ketika disembelih, keluarlah cairan merah layaknya darah. Dua boneka tersebut adalah perwujudan dari sepasang pengantin atas Ki Wirosuto dan Nyi Poleng.

Ogoh-ogoh terbesar pada Pagelaran Saparan Bekakak 2018 (26/10)

Ogoh-Ogoh terbesar pada tahun ini dibuat oleh Dusun Delingsari, pembuatannya pun selama 3 minggu. “Dari pembuatan ogoh-ogoh ini dapat menampilkan kreativitas anak-anak dari kampung kami,” kata Riyadi, Panitia Pagelaran Saparan Bekakak 2018. Peserta dari pembuat ogoh-ogoh tersebut didominasi oleh pemuda-pemudi sehingga akan meningkatkan potensi kreativitas para bibit unggul.

Ogoh-ogoh terbesar pada Pagelaran Saparan Bekakak 2018 (26/10)

Acara ini berlangsung selama satu hari. Peserta terdiri dari 13 padukuhan yang ada di Kalurahan Ambarketawang, ditambah padukuhan lain yang berada di luar Kalurahan Ambarketawang. Dikemas dengan berbagai rangkaian acara seperti pasar malam, wayang, dan perayaan puncaknya adalah mengarak boneka pengantin, gunungan, dan ogoh-ogoh menuju Gunung Gamping yang kemudian disembelih.

Pagelaran Saparan Bekakak ini telah turun temurun dilestarikan oleh Desa Ambarketawang, “HB I menyampaikan kepada masyarakat di Ambarketawang ini untuk mengenang Ki Wirosuto,” kata Sumaryanto, Kepala Desa Ambarketawang. Sumaryanto berharap agar di era yang sudah digital ini, masyarakat terus mengenang dan menghormati para leluhur yang telah berjuang di masa lalu dan ikut andil dalam melestarikan adat istiadat yang telah diamanatkan oleh Hamengku Buwono I.