Kethoprak Conthong: Bertahan di Tengah Arus Modernisasi

oleh: Alifah Mutia S

Yogyakarta – Kethoprak Conthong kembali pentas di Taman Budaya Yogyakarta pada 25-26 Oktober 2017. Dengan mengangkat tema “Angkasa Wutah Getihku” yang berarti sifat tulus dan bijak kepada tanah tumpah darah atau tanah kelahiran, kehadiran Kethoprak Conthong mencoba mengangkat relevansi kultur Jawa dengan kehidupan masyarakat zaman sekarang.

Disutradarai oleh Sumarwoto yang juga merangkap sebagai pemain, pementasan ini menceritakan tentang sebuah negara yang baru saja merdeka bernama Swarna Bumi dan harus menghadapi serangan penjajah yang kembali datang, ditambah konflik di antara para pemimpin  negara tersebut. Dari sana, penonton diajak untuk memahami kembali arti tanggung jawab, kesetiaan, dan pengabdian kepada negara.

Sejak pementasan pertama pada tahun 2005, Kethoprak Conthong  selalu menyuguhkan pertunjukan drama tradisional dengan ciri khas iringan gamelan yang berpadu dengan unsur-unsur teater modern. Berbagai isu sosial, politik, hingga lingkungan dipadukan dengan kisah sejarah/legenda yang dikemas dalam genre komedi telah berhasil mempertahankan antusias masyarakat terhadap Kethoprak Conthong hingga saat ini.