Menilik Keindahan Seni Interior dalam Kehidupan Sehari-hari

Santi Ariestyowanti (42) (kanan) dari Indieguerillas, duet seniman asal Yogyakarta, menjelaskan makna desain interior di Jogja National Museum (21/2).

Oleh: Yogama Wisnu Oktyandito

Pameran seni interior yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Desain Interior Institut Seni Indonesia (IMDI ISI) Yogyakarta pada 21-23 Februari 2020 menampilkan manfaat praktis seni interior dalam kehidupan sehari-hari, seperti memengaruhi kebiasaan hidup seseorang hingga memperindah nuansa sebuah ruangan.

Pameran ini mengundang salah satu seniman dari Indieguerillas, Santi Ariestyowanti (42), sebagai pembicara dalam diskusi pameran bertajuk Memento #6.

Indieguerillas merupakan duet seni rupanya bersama si suami, Dyatmiko Bawono. Santi bercerita tentang seni interior yang semestinya melekat dengan kehidupan sehari-hari.

Warung Murakabi, instalasi seni yang sekaligus menyajikan berbagai bahan pangan lokal, seperti bumbu dan rempah. (Sumber: artjog.co.id (25/7/2019))

Satu di antara karyanya adalah “Warung Murakabi” yang digagas bersama seorang seniman asal Temanggung, Singgih S. Kartono. Santi bercerita bahwa “Warung Murakabi” merupakan konsep warung yang mengakomodasi kebutuhan sandang, pangan dan papan dengan diberi sentuhan seni. Warung ini dipertunjukkan saat pameran ARTJOG 2019 di Jogja National Museum.

“Warung Murakabi” bertujuan mengembalikan nuansa berdagang pada masa lampau. Santi ingin karyanya ini tidak sekadar hanya transaksi antara penjual dan pembeli, namun juga ada kedekatan dan komunikasi yang terjalin di warung tersebut.

Logo Memento #6 yang bermakna “mengingat kembali”, bersamaan dengan 1 dekade IMDI ISI Yk (22/2). (Sumber: Instagram story @imdi.exhibition)

“Sejatinya kehidupan manusia itu tidak pernah luput dari perkara mendesain. Setiap orang adalah seorang desainer. Mereka mendesain kehidupannya sendiri,” kata Santi.

Furnitur dan hiasan dinding yang berbahan koran bekas karya mahasiswa IMDI ISI Yk (21/2).

Contohnya dari desain kamar tidur, seperti apa warna cat yang digunakan, bentuk ventilasi dan jendela hingga susunan perabot di dalam kamar. Hal itu dapat memengaruhi kebiasaan seseorang, seperti jam bangun tidur dan produktivitas seseorang.

Pameran seni interior yang berlokasi di Jogja National Museum ini kemudian menampilkan dua pesan utama, yaitu desain memiliki pengertian yang sangat luas dan seni interior seharusnya memiliki kedekatan dengan masyarakat awam.

“Saya dengan Mbak Santi dari Indieguerillas ingin orang-orang setelah datang ke pameran ini membawa konsep baru tentang makna desain itu apa,” kata Sindu, mahasiswa Desain Interior ISI Yogyakarta sekaligus ketua pelaksana pameran Memento #6.

 

Ruangan pameran khusus menampilkan lampu-lampu hasil karya mahasiswa IMDI ISI Yk (21/2).

Di samping itu, sebagian besar karya dalam Memento #6 merupakan karya mahasiswa IMDI ISI Yogyakarta. Inovasi-inovasi karya yang dihasilkan seperti kursi dan meja, maket rumah dan lampu tidur. Karya-karya ini selain sebagai inspirasi dalam penerapan sehari-hari, menurut Sindu juga sebagai ajang bagi mahasiswa untuk unjuk diri dalam berkarya. Selain itu, pameran ini juga sebagai bentuk apresiasi terhadap karya oleh pengunjung pameran.

 

Konsep kursi rumahan
yang terinspirasi dari
bentuk godhong atau helai daun (21/2).

“Mau mengapresiasi teman saya yang karyanya dipamerkan di sini. Selain itu, bisa jadi inspirasi buat khususnya warga DIY”, ujar Dondo, salah satu pengunjung pameran.

Penerapan seni interior dalam keseharian akan lebih mudah dipraktikkan dengan menambahkan kreativitas dan sifat-sifat yang bersifat personal. Santi menjelaskan, “Manusia memiliki kekuatan pada intuisi dan imajinasi, sehingga sebisa mungkin kita membuat desain sendiri yang lebih personal dan beda dari yang lain.”

Kreativitas sejajar dengan hal tersebut, yaitu mengembangkan kreativitas bisa dimulai dengan mencoba hal baru dan mengubah kebiasaan, sehingga dapat muncul sesuatu hal yang justru menarik.