Oleh: Dewi Setiawati
Yogyakarta – Sultan HB II, yang hidup pada 1750-1828, menggunakan Situs Warungboto sebagai tempat peristirahatan atau pesanggrahan. Situs ini sudah lama terbengkalai, tapi setelah direnovasi Balai Pelestarian Cagar Budaya, Situs Warungboto kini banyak dikunjungi wisatawan.
Gempa tektonik pada 27 Mei 2006 menyebabkan kerusakan parah pada sisa-sisa bangunan Situs Warungboto. Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) mulai mengupayakan perbaikan Situs Warungboto dalam beberapa tahun terakhir. Setelah dilakukan perbaikan pada bangunan utama pada 2016, Situs Warungboto mulai didatangi ratusan pengunjung setiap minggunya.
Situs Warungboto terletak di perbatasan antara Kelurahan Rajawinangun, Kecamatan Kotagede dan Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Situs Warungboto atau Pesanggrahan Rejowinangun mulai dibangun pada masa Sultan HB I, lalu menjadi tempat peristirahatan keluarga kerajaan pada Kesultanan HB II. Pada 2017, Situs Warungboto mulai berfungsi sebagai tempat wisata layaknya Taman Sari Yogyakarta.
Pengunjung tidak dikenakan tarif masuk Situs Warungboto. Pihak BPCB hanya meminta pengunjung untuk menjaga kebersihan dan tidak menaiki dinding bangunan.
Juru Pelihara Situs Warungboto, Anung dan Sinur hadir paling tidak sekali setiap minggu. Biasanya pada hari Selasa dari pukul 08.00-14.00 WIB.
Sebagian besar pengunjung, datang ke Situs Warungboto untuk berfoto. “Saya tahu tempat ini dari Instagram, bangunannya bagus untuk tempat berfoto,” kata Lutfiana Haidar.
Keberadaan Situs Warungboto ini memberikan berkah bagi penduduk sekitar. Tukang parkir Situs Warungboto mampu mendapatkan setidaknya Rp 150.000,- per hari di hari libur. “Pengunjung Situs Warungboto paling ramai di Sabtu dan Minggu, ada lebih dari 50 orang per hari,” kata Adi, salah satu tukang parkir Situs Warungboto.
Situs Warungboto dibangun oleh Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dilengkapi taman, mushola, kolam, dan kebun untuk kenyamanan dan ketenangan. Sayangnya, Situs Warungboto sudah sejak lama tidak terawat. Banyak bangunan yang hancur dan berlumut .
Pemugaran Situs Warungboto dilakukan dua kali. Pada 2009, dilakukan pemugaran di bagian pendapa. Pada 2015, dilakukan pemugaran kembali pada beberapa bagian. Pemugaran dilakukan untuk menyelamatkan Situs Warungboto yang merupakan cagar budaya berdasarkan UU RI No. 11 tahun 2010.
Pada 2016, Situs Warungboto diperbaiki pada bangunan tengah yang terdapat kolam, bangunan sayap sisi selatan, bangunan bertingkat sisi selatan dan pagar. Untuk saat ini, perbaikan berfokus pada bagian utara bangunan.
Perbaikan Situs Warungboto memerlukan waktu yang lumayan lama. “Kerjaannya rumit tidak boleh salah bangun, harus mengikuti gambar aslinya. Bangunan yang cukup parah dibongkar dan yang masih kokoh diperbaiki saja.” Kata Adi, tukang parkir Situs Warungboto
Foto dan peta gambar rekonstruksi diperoleh dari pemetaan yang dilakukan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Yogyakarta pada tahun 1982. Selain itu, pada 2007 telah dilakukan studi teknis terhadap Situs Warungboto.
Bangunan asli Situs Warungboto dapat terlihat dari warnanya yang gelap atau hitam. Sedangkan, bangunan yang sudah dibongkar, warnanya lebih terang.