Suar Suara: Mendekatkan Pembacaan Puisi melalui Instagram

Dengan memanfaatkan Instagram, Suar Suara membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin pembacaan puisinya didengar melalui donasi suara

Oleh: M Irfan Taufiq

Untuk meramaikan kegiatan apresiasi sastra di Yogyakarta, Dzikri Rahmanda (20) membuat Suar Suara, sebuah wadah apresiasi dan pembacaan puisi di Instagram.

Instagram dipilih oleh Dzikri karena media sosial ini dianggap mudah diakses serta memiliki pengguna yang banyak. Selain itu, konsep yang ditawarkan Suar Suara dirasa lebih pas di Instagram.

“Biasanya yang muncul kutipan dari puisi saja, nah kenapa tidak membuat wadah untuk pembacaan puisi. Para pendengar akan lebih mengalami puisi dengan mendengar. Imajinasinya terpantik,” ujar Dzikri.

Khalayaknya pun dianggap bisa lebih banyak dibandingkan pembacaan puisi di tempat fisik, dengan tetap memberikan penghayatan pada puisi melalui audio, tidak sekadar kutipan teks.

Suar Suara mencoba memberikan pengalaman berbeda dari akun lain di Instagram dangan menyajikan audio dan illustrasi pada puisi.

Mengunggah pembacaan puisi ke media sosial tidak semata karena semakin jarangnya malam apresiasi sastra, namun juga karena tidak semua orang dapat mengakses informasi penyelenggaraan acara tersebut.

“Suar Suara berbeda dari akun puisi lain yang hanya memberi kutipan sehingga terkesan memenggal puisi. Suar Suara menurutku lebih bisa dihayati,” ungkap Tofik, pengikut akun Suar Suara sejak awal terbentuknya.

Kendala teknis yang paling sering terjadi adalah tidak memadainya alat rekam suara sehingga suara perlu diolah kembali supaya lebih berkualitas.

“Kontributor yang sumbang suara punya alatnya tidak sama. Beberapa suara yang masuk perlu diedit untuk menghilangkan noise atau agar suaranya lebih terdengar,” kata Dzikri ketika ditanyai kesulitan dalam menjalankan Suar Suara.

Selain kendala teknis alat rekam, tidak adanya kontributor yang rutin menyumbangkan suara juga menjadi kendala yang menyebabkan tidak terjadwalnya pengunggahan karya.

Saat ini Suar Suara berusaha menjadwalkan pengunggahan karya dan mengajak para pendengar ikut sumbang suara. Untuk waktu kedepan, Suar Suara ingin mencoba menyajikan karya tidak hanya gambar dan suara, tapi juga berupa video.

Tetap berpijak di dunia nyata

Meskipun media sosial menjadi wadah utama bagi Suar Suara, tujuan utamanya adalah tetap membumikan pembacaan puisi.

Tidak jarang Suar Suara mengisi acara-acara di tempat fisik dengan pembacaan puisi, yang juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan Suar Suara kepada khalayak. Mulai dari panggung orasi terbuka oleh BEM KM UGM, acara kesenian di Fakultas Teknik, sampai acara amal untuk anak penderita kanker pernah dia coba.

Bersama Komunitas Melawan Dunia melakukan pembacaan puisi dan mendongeng untuk anak-anak penderita kanker (4/6). Dokumentasi: Melawan Dunia

Harapan besar Suar Suara, pembacaan puisi menjadi semakin banyak penikmat dan penggiatnya. Pembacaan puisi menjadi hidup dan kegiatan apresiasi sastra lebih menyemarakkan kehidupan masyarakat Yogyakarta, atau bahkan di wilayah-wilayah lain.

Berikut adalah video wawancara dengan pencetus Suar Suara: