Unjuk Gigi Kemampuan Akting di Jogja Acting Competition

Salah satu peserta Jogja Acting Competition kategori anak-anak sedang beraksi di atas panggung. Ia berperan sebagai seorang gadis kecil yang baru saja ditinggalkan orang tuanya karena kecelakaan (4/11).

oleh: Erli Puspita

Puluhan orang dengan beragam usia tak ragu untuk menunjukkan kemampuan aktingnya dalam Jogja Acting Competition pada Minggu (4/11). Kompetisi akting perdana di Yogyakarta ini memiliki misi menyalurkan minat dan bakat warga di bidang akting.

Ucapan, “Ready? Action!” terdengar berkali-kali di Jogja Acting Competition yang dilaksanakan di GO-FOOD Festival, Jl. A.M. Sangaji No. 9. Kompetisi akting yang baru pertama hadir di Yogyakarta ini diinisiasi oleh Ekspresi Talent Management, bekerja sama dengan event organizer serta para pekerja film di Yogyakarta maupun ibukota. Kompetisi ini dibuat lantaran peminat kegiatan akting di Yogyakarta relatif sedikit, padahal pasar film maupun sinetron di kota ini sangat luas.

Kompetisi akting yang berlangsung sejak pagi hingga sore ini terbagi menjadi tiga kategori yang disesuaikan dengan usia peserta, yakni kategori anak, remaja, dan dewasa.

Semua peserta diwajibkan menampilkan talenta terbaiknya di hadapan tiga juri, yaitu Triyanto Hapsoro (sutradara, produser, dan CEO Sanggit Citra Production), Vanda Mutiara (aktris dan YouTuber), dan Reza Rusandi (aktor, model, dan penulis).

Jogja Acting Competition juga dimeriahkan oleh talkshow yang dihadiri Gilang Olivier (aktor anak dalam film Dancing In The Rain) dan Bhacty Muda (selebgram dan influencer). Peserta dari setiap kategori akan memperebutkan juara pertama hingga ketiga.

Poster Jogja Acting Competition (4/11).
Sumber: https://www.instagram.com/p/BpelOE8FeeR/

Triyanto Hapsoro merupakan salah satu orang yang paling ditunggu-tunggu kedatangannya dalam acara ini. Nominator Piala Citra 2017 untuk Film Pendek Terbaik berjudul Pentas Terakhir itu baru saja selesai terlibat dalam film Belok Kanan Barcelona. Dalam film tersebut, lelaki yang akrab disapa Gentong ini dipercaya untuk melatih akting para aktor ternama Indonesia, seperti Deva Mahenra, Morgan Oey, Anggika Bolsterli, dan Mikha Tambayong.

Sepanjang acara, Gentong menilai penampilan semua peserta dengan penuh ketelitian. Ada banyak pertimbangan yang ia gunakan untuk menilai kemampuan akting mereka, mulai dari kepercayaan diri, peresapan karakter yang dibawakan, improvisasi, seberapa jauh penguasaan panggungnya, serta seperti apa pengolahan tubuh, vokal, dan ekspresi dari setiap peserta. Ia begitu terkesima dengan antusiasme para penampil. Ia-pun tak henti-hentinya memuji usaha mereka sembari terus memberikan saran yang membangun.

Menurut Gentong, kompetisi ini dapat menjadi sarana edukasi sekaligus ajang unjuk gigi bagi orang-orang yang tertarik dalam bidang akting. Selain itu, para pekerja film atau agensi aktor juga dapat mencari “bibit-bibit baru” yang siap terjun ke dunia perfilman.

“Tantangan untuk berakting di zaman sekarang itu cukup besar, karena karakter-karakter yang ada di dalam sebuah film kini semakin beragam jenisnya. Kita tidak bisa terus menerus mempekerjakan aktor yang “itu-itu” saja. “Wajah baru” sudah pasti diperlukan untuk memenuhi tantangan tersebut. Salah satu cara untuk mencari “wajah baru” tersebut ya melalui lomba seperti ini,” ucap lelaki yang juga berprofesi sebagai pelatih akting di Ekspresi Talent Management itu.

Salah satu juri, Triyanto “Gentong” Hapsoro sedang sibuk menilai penampilan salah satu peserta (4/11).

Salah satu peserta yang mengaku sangat menikmati acara ini adalah Rizky Amalia. Perempuan asal Cirebon yang sehari-harinya bekerja sebagai model di Yogyakarta ini pernah beberapa kali bermain dalam drama serta terlibat dalam casting iklan. Pengalaman itulah yang membuatnya menyukai akting. Sehingga, ketika iklan Jogja Acting Competition muncul di akun Instagram-nya, ia segera mendaftarkan diri. Peserta dari kategori dewasa ini juga sudah siap untuk bersaing secara sehat dengan yang lainnya.

“Sebelumnya, di Yogya hampir tidak ada lomba akting. Sebagai orang yang menyukai akting, lomba seperti ini tentu sangat berharga dan tidak mungkin untuk dilewatkan. Saya bersyukur karena akhirnya ada sarana untuk menyalurkan minat dan bakat saya,” kata Rizky sesaat sebelum ia naik ke atas panggung.

Juara I, II, dan III dari setiap kategori mendapatkan hadiah yang sama, yaitu uang sebesar Rp 500.000,00, Rp 300.000,00, dan Rp 200.000,00. Pada kategori anak, gelar juara I diberikan kepada Raditya, juara II diberikan kepada Gwen, dan juara III diberikan kepada Dhavin. Lalu, pada kategori remaja, juara I-nya ialah Thalita, juara II-nya ialah Eriska, serta juara III-nya ialah Ajeng. Terakhir, pada kategori dewasa, Talitha dinobatkan menjadi juara I, Rere menjadi juara II, dan May menjadi juara III.

Widi, Ketua Pelaksana Jogja Acting Competition, tak menyangka jika acara perdanananya ini mendapatkan respon positif dari warga. “Awalnya saya ragu dengan jumlah peserta yang akan ikut kompetisi ini, karena persiapan kami hanya dua minggu. Tapi ternyata pesertanya bisa mencapai 50 orang. Saya juga tidak menyangka kalau juri dan pesertanya bisa se-antusias ini. Maka dari itu, kami berencana untuk mengadakan kompetisi ini secara rutin, yakni sekitar tiga bulan sekali,” ungkapnya.

Dan sejalan dengan apa yang diucapkan Gentong dan Rizky, Widi juga berharap agar kompetisi ini dapat terus memberikan manfaat bagi mereka yang menyukai kegiatan akting.