Jogja Bregas: Semangat Kolaborasi di Tengah Pandemi

Tim Kampung Berdaya melakukan rekaman podcast bersama Frau, salah satu inisiator pembuatan playlist musik bagi para tenaga medis dan pasien Covid-19 dengan nama Merdu Ruang (28/06). (Sumber: dokumentasi Jogja Bregas)

Oleh: Rizky Adinda Febriyanti

Pandemi Covid-19 mendorong munculnya berbagai gerakan untuk membantu sesama sebagai bentuk solidaritas masyarakat, salah satunya adalah Jogja Bregas. Bermula sebagai program pengabdian masyarakat Fisipol UGM, Jogja Bregas berupaya membantu masyarakat Yogyakarta beradaptasi di tengah pandemi dengan membagikan informasi-informasi melalui media daring, khususnya Instagram.

Sejak unggahan pertamanya rilis tanggal 14 Juni di @jogjabregas, Jogja Bregas sudah mempromosikan 125 UMKM dan berkolaborasi dengan berbagai komunitas atau lembaga masyarakat melalui program Kampung Berdaya, Segar Waras, dan Pintar dari Rumah (15/10).

Maria Desima (23), koordinator Kampung Berdaya, mengatakan Jogja Bregas berawal dari kepedulian rekan-rekan di Departemen Hubungan Internasional UGM terhadap perubahan dan keterbatasan yang dihadapi masyarakat selama pandemi.

“Solidaritas masyarakat menjadi solusi dan kekuatan utama di tengah pandemi. Oleh karena itu, setiap konten yang dihasilkan pun melibatkan berbagai pihak,” kata Maria (29/09). Ia juga mengatakan bahwa gerakan ini berfokus pada anak muda sebagai jembatan untuk mengkolaborasikan berbagai komunitas, lembaga, maupun usaha masyarakat.

Tujuan-tujuan tersebut direalisasikan melalui program-program yang dirancang bersama para kolaborator, yaitu Institute of International Studies (IIS) UGM untuk program Kampung Berdaya, Sanggar Anak Alam (Salam) untuk program Pintar dari Rumah, serta gerakan kemanusiaan Sambatan Jogja (Sonjo) untuk konten Katalog Pangan dari program Segar Waras.

“Meskipun berbeda program, tujuan para kolaborator ini tetap sama, yaitu membantu sekaligus belajar dari bagaimana masyarakat Yogyakarta beradaptasi di tengah era normal baru,” kata Cut Intan (29), perwakilan IIS UGM (29/09).

Bersama IIS UGM, Jogja Bregas merancang program Kampung Berdaya yang memuat cerita-cerita tentang komunitas di Yogyakarta dan upaya mereka beradaptasi di tengah pandemi.  Program ini terdiri atas dua jenis konten, yaitu podcast dan infografik. Beberapa komunitas atau lembaga yang pernah dilibatkan adalah Inisiator Merdu Ruang (Meruang), Pondok Pesantren Waria Al-Fatah, Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum), dan Artjog 2020.

Tim Kampung Berdaya melakukan rekaman podcast bersama Heri Permad, Direktur Artjog 2020 (26/09). (Sumber: dokumentasi Jogja Bregas)

Melalui program Pintar dari Rumah, Jogja Bregas membagikan tips-tips pembelajaran jarak jauh, mulai dari informasi paket internet murah hingga aplikasi-aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk kelas daring.

Sementara itu, program Segar Waras terdiri atas konten infografik, Katalog Pangan, dan Serba-serbi Covid. Amaranggana Biansa (21), koordinator Segar Waras, menjelaskan bahwa konten infografik fokus pada tips-tips untuk menjaga kesehatan mental di tengah pandemi. Selanjutnya, Katalog Pangan bertujuan mempromosikan UMKM di Yogyakarta  berdasarkan database yang disediakan oleh Sonjo. Terakhir, Serba Serbi Covid memuat informasi-informasi yang berkaitan dengan Covid-19 secara ilmiah, misalnya tentang penggunaan masker yang tepat.

Amara menambahkan bahwa tantangan bagi Jogja Bregas adalah tren dan kebiasaan masyarakat yang cepat berubah selama pandemi. Selain itu, muncul hobi-hobi baru yang silih berganti menjadi tren, misalnya bertanam, memasak, hingga bersepeda.

“Jika sebelumnya masyarakat lebih banyak mencari kegiatan untuk dilakukan di rumah, kini masyarakat lebih membutuhkan informasi tentang tips-tips agar tetap aman selama di luar rumah,” kata Amara. Hal ini memengaruhi proses produksi konten yang terus menyesuaikan kondisi masyarakat.

Selain itu, awalnya ada keterbatasan sumber daya dari tim Jogja Bregas, misalnya untuk desain atau editing. Untuk mengatasi hal tersebut sekaligus membantu persebaran informasi, tim Jogja Bregas melibatkan para volunteer.

Vero (38), salah satu manajer usaha Nanduryuk, mengatakan kerja sama dengan Jogja Bregas cukup membantu untuk membuat usahanya lebih dikenal masyarakat. Menurutnya, pengikut @nandur.yuk di Instagram bertambah sekitar lima puluh akun setelah dipromosikan lewat Katalog Pangan Jogja Bregas.

Jogja Bregas kini sudah bergerak mandiri dan terus menggandeng komunitas-komunitas dari luar Fisipol UGM. Jogja Bregas juga merangkul kolaborator baru, yaitu Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM untuk konten Serba Serbi Covid.

“Ini artinya mereka percaya pada kami dan sejalan dengan semangat utama Jogja Bregas, yaitu kolaborasi,” kata Intan. Jogja Bregas berharap bisa terus menjadi wadah bagi anak muda untuk berkolaborasi dan berkontribusi kepada masyarakat, bahkan setelah pandemi ini berakhir.