Program TMMD Membangun Jalan, Meningkatkan Perekonomian Warga Sedayu Purworejo

Satuan Tugas TNI bersama masyarakat bergotong-royong untuk menyelesaikan pembangunan jalan di Desa Sedayu Loano Kabupaten Purworejo (23/10)

Oleh: Emma Millania Kartini

Pembangunan jalan melalui program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) oleh Kodim 0708 Purworejo, selama satu bulan (21 September – 22 Oktober 2020) turut mengembangkan potensi sentra vanili Desa Sedayu Loano Kabupaten Purworejo. Dalam kegiatan pembangunan fisik oleh TMMD reguler ke-109, dilakukan pembangunan jalan dengan rabat beton sepanjang 1.665 meter.

Selain itu, pembangunan pos ronda (siskamling), tempat wudhu dan MCK di Masjid Tiban, serta perbaikan atau renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) juga telah rampung dikerjakan oleh para tentara satuan tugas TMMD dan masyarakat setempat.

“Program TMMD ini merupakan program dari pemerintah, di sini khususnya pemerintah daerah Kabupaten Purworejo yang harapannya dapat melakukan pembangunan di seluruh wilayahnya. Bersama TNI ini membantu mewujudkan pemerataan pembangunan daerah di desa-desa di Purworejo yang sulit dijangkau,” ungkap Letkol Infanteri Lukman Hakim (49) selaku Komandan Kodim 0708 Purworejo.

Sementara untuk pembangunan non-fisik juga dilaksanakan berbagai kegiatan sosial seperti penyuluhan tentang pertanian, perkebunan, lalu mengajarkan kepada masyarakat tentang membuat berbagai kerajian kreatif, menari dan senam bersama. Tidak hanya itu, para tentara satgas TMMD juga memberikan sosialisasi wawasan kebangsaan serta mengangkat potensi budaya melalui kesenian tradisional.

Tidak hanya TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara yang menerjunkan 150 personil saja, tetapi juga POLRI dan dinas-dinas terkait turut ikut serta dalam mewujudkan program pemerintah ini sebagai cita-cita bersama dengan masyarakat Desa Sedayu.

Desa Sedayu Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo ini, merupakan desa kecil yang dikelilingi perbukitan Menoreh tapi dinilai memiliki potensi luar biasa, salah satunya wisata alam Glamping De Loano, yang sayangnya belum dapat diakses dari Purworejo. Lukman Hakim lebih lanjut menjelaskan, “Target sasaran pembangunan fisik diharapkan nantinya dapat menghubungkan Desa Sedayu dengan wisata Glamping,” sambung Lukman Hakim.

Pada dasarnya desa Sedayu ini memiliki tanah yang subur, sehingga tidak menutup kemungkinan potensi pertanian, perkebunan, peternakan, hingga perikanan dapat dikembangkan lebih baik lagi, sebagai potensi logistik wilayah (lumbung pangan) di kecamatan Loano. Ditambah dengan adanya pembangunan fisik berupa jalan tersebut dilakukan agar membantu menunjang perputaran ekonomi warga sekitar.

Meskipun di tengah kondisi pandemi Covid-19, hal ini tidak menyurutkan antusiasme masyarakat dalam semangat gotong royong dan bekerja sama dengan tentara satuan tugas TMMD. Menurut Lukman Hakim, pandemi tidak begitu menjadi halangan karena pihaknya telah mengantisipasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah dan aturan yang berlaku. Para satuan tugas tentara yang terlibat sudah melakukan tes SWAB dengan hasil negatif sebelum berkunjung dan sebelum melakukan aktivitas bersama masyarakat Desa Sedayu.

Suprih (54) membawa pulang bumbung bambu berisi air nira yang telah ditandon sehari lalu dari pohon aren untuk dimasak (23/10)

Pelaksanaan program TMMD ini sangat membantu warga memberikan akses jalan yang layak, seperti bagi pemroduksi gula aren dan para petani vanili untuk memudahkan mengangkut hasil pertanian mereka, sebagai dukungan terhadap mobilitas dan arus perekonomian warga.

“Sekitar enam tahunan saya sudah memproduksi gula aren di sini, mengolah dan memproduksi air nira menjadi gula aren dimasak dengan cara tradisional dengan kayu bakar. Sempat menemui kendala, seperti belum adanya akses jalan yang layak tapi berbeda setelah ada TMMD ini,” kata Suprih pemroduksi gula aren.

“Saya berterima kasih sekali dengan jajaran TNI-POLRI dan dinas-dinas serta pemerintah Kabupaten Purworejo, sebagai masyarakat pedalaman merasa sangat senang dengan adanya wujud nyata TMMD,” ungkap Barkah petani vanili.

Menjadi desa dengan daerah yang cukup subur, sehingga bagus untuk perkembangan pertanian dan perkebunan salah satunya tanaman atau tumbuhan vanili yang menjadi sektor andalan dari Desa Sedayu Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. Selama ini masyarakat Sedayu mengalami kesulitan pemasaran karena terkendala akses jalan. Sebelumnya proses pemasaran dilakukan melalui tengkulak yang datang kemudian membeli vanili dengan harga murah, hal ini tentu susah memajukan ekonomi para petani vanili.

Barkah (68) menunjukkan pertumbuhan tanaman vanili di kebun miliknya (23/10)

“Vanili untuk satu kilo yang masih basah harganya berkisar Rp 500.000,00 sedangkan untuk vanili kering bisa tiga sampai empat juta. Banyaknya petani yang menanam vanili di sini menjadikan desa Sedayu Loano ini sebagai salah satu sentra dari Purworejo,” kata Adita (22) salah satu warga Sedayu.

Dengan adanya akses jalan yang lebih bagus melalui TMMD, ke depannya masyarakat bisa membawa sendiri produk dari Sedayu untuk langsung diangkut hasil pertaniannya dan bisa dipasarkan secara luas. Di samping itu, pembangunan jalan ini diharapkan dapat menjadi jalur alternatif menuju wisata Glamping De Loano milik Badan Otorita Borobudur (BOB) yang menjadi salah satu destinasi super prioritas Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur.

 

Catatan redaksi: Pada masa pandemi, banyak mahasiswa Dikom UGM yang menjadi jurnalis Warga Jogja tidak berada di Yogyakarta. Ini adalah salah satu liputan yang mengangkat cerita dari kota tempat mereka tinggal saat ini, daerah asal mereka.