Oleh: Sarah Ayu Azhari
Yayasan Penyandang Cacat Mandiri (YPCM) di Bantul memberdayakan para penyandang disabilitas supaya bisa bekerja mandiri dengan menghasilkan kerajinan tangan, yang sudah menembus pasar internasional.
“Saat ini kami banyak menerima pesanan dari kafe, rumah makan, dan hotel. Yang paling banyak penjualannya adalah kursi anyam. Untuk pasar luar negeri, paling banyak speaker dari bambu yang kami beri nama free energy sound system,” kata Iskandar, salah satu difabel yang berkarya di YPCM.
Penyandang cacat yang berkarya di YPCM saat ini berjumlah 21 orang dengan usia 45-64 tahun. Pada awalnya YPCM memiliki produk andalan berupa mainan edukasi, kemudian saat ini tren bergeser menjadikan produk yang paling banyak diminati ialah kursi anyaman dari rotan, dengan model yang unik dan berkualitas baik. Selain itu, YPCM juga menerima pesanan khusus sesuai permintaan konsumen.
YPCM berdiri pada 2007, yang dilatarbelakangi oleh gempa bumi yang melanda Bantul pada Mei 2006. Saat itu banyak lembaga donor dari luar negeri yang berpartisipasi memberikan bantuan untuk korban gempa. Lalu berdirilah YPCM sebagai hasil dari bantuan Japan Red Cross yang menawarkan gedung beserta peralatannya agar bisa digunakan oleh penyandang cacat untuk tetap bekerja.
“Kami sebagai motivator dan pendamping untuk memberdayakan kelompok difabel agar mereka tidak semakin mundur dari masyarakat karena merasa tidak mampu,” kata Joko Purwadi, Ketua YPCM Yogyakarta, saat ditemui di tempat produksi YPCM Jalan Parangtritis Km. 7, Dusun Cabean, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul.
YPCM senantiasa memberikan pelatihan untuk menggali potensi sumber daya yang dimiliki oleh rekan-rekan difabel yang baru bergabung atau belajar. YPCM juga mengembangkan kesadaran diri tiap anggotanya agar tetap mau belajar dan tidak patah semangat, salah satunya dengan selalu memotivasi dan memperlakukan mereka selayaknya keluarga.
Motivasi dan dukungan moral yang diberikan oleh YPCM juga dirasakan sangat bermanfaat oleh tiap anggotanya. “Saya awalnya karena putus asa dan kepepet, tapi setelah beberapa waktu bergabung dan menjadi bagian dari YPCM saya memiliki rasa bangga, bisa menerima keadaan dan tetap berkarya dengan keluarga senasib saya disini,” kata Samirah salah satu difabel yang berkarya di YPCM.
Di YPCM, motivasi merupakan satu langkah penting dalam proses pemberdayaan, untuk membangkitkan kepercayaan diri dan kemudian membantu perekonomian para difabel.