Oleh: Firza Prima Putra
Andong, kereta kuda khas Yogyakarta, menjadi salah satu kendaraan wisata yang diminati wisatawan. Namun, kendaraan ini seringkali hanya ditemui di daerah Malioboro dan sulit ditemui di daerah lainnya. Andong ini pun akhirnya terkesan sebagai kendaraan wisata “eksklusif” milik jalan Malioboro.
“Dulu (andong) di mana-mana, dipakai mengangkut barang juga. Tapi dulu tidak banyak mobil, jadi bisa ke mana-mana,” kata Kariri, kusir andong, saat ditemui di Jalan Malioboro (21/2).
Ia menjelaskan bahwa dahulu, saat kendaraan bermotor baru saja muncul, kuda menjadi takut apabila berpapasan dengan kendaraan bermotor, sehingga andong mulai sulit beroperasi di jalan raya. Akhirnya begitu kendaraan lain mulai banyak, andong dijadikan kendaraan wisata dengan wilayah operasi di Malioboro dan sekitarnya.
Walaupun jarang ditemui, masih ada andong yang beroperasi di desa-desa terpencil sekitar kota Yogya sebagai kendaraan umum warga.
Kariri mengatakan, Dinas Pariwisata Yogya memberikan pengelolaan yang memuaskan. “Sekarang Dinas (Pariwisata) membantu, andong diberi plat nomor seperti mobil juga, diberikan uang perawatan kuda juga, lalu kami juga diberikan semacam surat kepemilikan andong. Kami merasa benar-benar diperhatikan setelah andong ini dijadikan kendaraan wisata,” ujarnya.
Mengenai pendapatannya, Kariri mengakui bahwa pendapatannya dalam sehari tidak menentu sehingga sulit untuk menyebutkan jumlah pastinya. “Bergantung berapa penumpang dalam sehari, nariknya bisa 5 sampai 6 kali keliling dengan jumlah penumpang yang berbeda. Biasanya kalau musim liburan bisa sangat banyak penumpang, saat itu juga pendapatan pun lumayan,” ungkapnya.
Menurutnya, apabila andong dapat beroperasi di berbagai tempat hingga ke daerah pusat kota pun tidak masalah, dan dapat membantu pendapatannya. “Sekarang pun kalau ada penumpang yang minta dibawa ke mal-mal atau ke kampus bisa kok, Kami pasang tarifnya sepadan dengan jarak, makin bebas ke mana-mana, makin naik pendapatannya, kuda ini kuat ke mana saja,” tambahnya.
Salah satu pedagang di Malioboro, Nur, mengutarakan bahwa operasi andong yang berpusat di Malioboro dapat menguntungkan para pedagangnya. “Ada wisatawan yang mau lihat uniknya andong, dan andong di sini (Malioboro) parkirnya ya di depan toko-toko, jadi bisa saja orang yang mau lihat andong, sambil mampir ke toko kami,” kata Nur.
Menurut Nur, difokuskannya operasi andong di Malioboro, akan membuat pamor Malioboro sebagai daerah wisata semakin naik. Adanya orang-orang yang mau datang demi melihat andong, jelas akan membantu semua pedagang di Malioboro.
Jani, salah satu warga Yogya, merasa senang apabila andong hanya berpusat di Malioboro dan tidak tersebar di seluruh jalan raya. “Lebih baik dipusatkan di Malioboro saja, selain memang kendaraan wisata, tidak akan bikin macet juga apalagi sekarang di Yogya kendaraan pribadi sudah tersebar banyak,” ujar Jani.