Oleh : Nurul F. Fauzan
Fasilitas transportasi bagi difabel di Yogyakarta masih sangat jauh dari kata baik. Untuk menggunakan bus, misalnya, penyandang difabel masih harus mendapatkan bantuan dari orang lain. Masalah ini begitu kontradiktif dengan dilemparkannya isu Yogyakarta sebagai kota ramah difabel. Namun hal ini perlahan mendapatkan penyelesaian dengan lahirnya Difa Transport & City Tour. Difa Transport merupakan sarana transportasi berbasis ojek yang bertujuan membantu penyandang difabel. “Awalnya saya hanya ingin membantu teman-teman melalui bantuan motor. Kalau bantuannya sebatas kursi roda, sejauh mana kursi roda dapat membantu akses mereka dalam kegiatan ekonomi,” ujar Triyono (35), pendiri Difa City Tour, Sabtu (28/05). https://youtu.be/m3witsGzdNE Diluncurkan bertepatan dengan Hari Difabel Internasional pada 1 Desember 2015, saat ini Difa City Tour telah memiliki 15 orang pengemudi dan akan terus bertambah. “Kami akan terus memberikan bantuan kepada teman-teman difabel. Saya targetkan akan ada sekitar 100 motor di Yogyakarta,” ujar Triyono. Selain di Yogyakarta, Difa City Tour juga akan membuka kesempatan yang sama bagi penyandang difabel di kota-kota lain. “Kami akan buka juga di kota-kota lain. Solo, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, Bandung dan Bali menjadi sasaran selanjutnya. Dengan ini kami akan segera mewujudkan ‘Seribu Motor Untuk Sejuta Harapan’ bagi para difabel,” lanjut Triyono. Difa City Tour menjadi sebuah gebrakan baru transportasi di Yogyakarta. Bisnis transportasi ini tidak hanya mencari keuntungan semata, namun juga untuk membantu penyandang difabel yang memang membutuhkan. “Saya merasa senang di sini. Sangat terbantu dengan adanya Difa ini, khususnya dalam bidang ekonomi. Dulu jangankan mau bekerja, mau menikah saja saya ragu-ragu,” ujar Aris Wahyudi (30), salah satu pengemudi Difa City Tour. Keterbatasan yang dimiliki oleh para difabel ini justru dijadikan Triyono untuk memotivasi. “Saya menekankan kepada mereka untuk selalu kerja. Mereka tidak butuh dikasihani, tapi difasilitasi. Mereka seperti manusia normal, hanya saja mereka memiliki kemampuan yang berbeda,” ujar Triyono. Tidak hanya pengemudinya yang merupakan penyandang difabel, pengguna jasa ojek ini juga kebanyakan difabel. Tommy Safe’i (33), salah satu penumpang yang juga merupakan penyandang difabel mengatakan ia lebih nyaman menggunakan ojek difabel ini daripada transportasi yang lain. “Harganya masih terjangkau. Tempat duduknya juga nyaman. Kami sama-sama memiliki kekurangan dan bisa saling melengkapi,” ujar Tommy. Harga yang cukup murah memang menjadi salah satu keunggulan Difa City Tour. Hanya dengan Rp 20.000,- pengguna Difa City Tour dapat melakukan perjalanan wisata berkeliling kota Yogyakarta. Tak hanya itu, Difa City Tour juga menyediakan paket-paket lain seperti kargo dan jasa angkut pindah kos. Ke depan, Difa City Tour berharap bisa memenuhi kebutuhan transportasi di Yogyakarta. “Kami ingin memenuhi kebutuhan transportasi di Yogyakarta. Semoga akhir tahun ini target 100 motor bisa terpenuhi di Yogyakarta. Saya yakin bisa, karena kami bekerja dengan hati,” ujar Triyono.