oleh Nurul F. Fauzan
Kekerasan dan demonstrasi yang ditujukan terhadap pengemudi jasa angkutan online di Jakarta (21/03) tidak membawa dampak bagi GoJek di Yogyakarta. Kegiatan antar-jemput penumpang yang dilakukan oleh pengemudi GoJek maupun ojek pangkalan berlangsung aman. Selain karena iklim kompetisi yang jauh berbeda, hal itu disebabkan pengemudi GoJek tidak menjemput penumpang di tempat ramai seperti stasiun kereta api.
Keberadaan GoJek di Yogyakarta pada awalnya memang menuai kontroversi di kalangan pengojek. Penyebabnya kekhawatiran bahwa pengojek pangkalan tidak lagi mendapatkan konsumen. Namun, perlahan-lahan masalah ini hilang dengan sendirinya. Penyebabnya adalah “kesepakatan” di antara mereka.
“Tercipta semacam kesepakatan di antara kami. Kami masih bisa menurunkan penumpang di stasiun, namun kami tidak menjemput di stasiun. Kami meminta penumpang berjalan sedikit ke timur, di bawah flyover kalau di Lempuyangan. Kalau di Tugu di depan hotel, dan kalau di Maguwo kami minta penumpang berjalan sedikit ke seberang rel,” ujar Agus S. (32), pengemudi GoJek Yogyakarta pada Jumat (01/04).
Hal itu juga dikatakan oleh Heri, yang menjadi pengemudi Gojek sejak November 2015.
“Kami masih baru, jadi tidak ingin sembarangan. Terutama dengan pengojek yang ada di sekitar stasiun,” kata Heri (22). Ia mengatakan bahwa iklim di Yogyakarta dan Jakarta berbeda. Di Yogyakarta baik pengojek pangkalan maupun GoJek sendiri memiliki hubungan yang baik. “Kami di sini aman-aman saja. Kami mencoba untuk santun kepada semua orang, bahkan dengan pengojek lain,” katanya.
Agus (49), pengemudi ojek pangkalan, mengamini hubungan baik antara GoJek dan ojek pangkalan. Menurut Agus, GoJek dan pengojek pangkalan berusaha saling menghargai, misalnya saja dengan tidak saling merebut penumpang.
“Dulu ketika awal ada di Yogyakarta memang ada sedikit ribut. Pengemudi GoJek yang terlihat di stasiun dimarahi pengojek pangkalan. Sekarang sudah tidak lagi. Mereka baik sama kami, kami juga harus baik ke mereka,” katanya.
Rasa aman itu pun dialami konsumen GoJek di Yogyakarta. Salah satunya Bestiane (20) yang merasa baik-baik saja saat menggunakan jasa GoJek di Yogyakarta. “Saya merasa aman memakai jasa kedua jenis ojek itu. kemarin saya memakai jasa ojek non-Gojek, kemudian pengemudinya mengatakan jika GoJek di Yogyakarta cukup tahu diri, jadi saya rasa aman-aman saja,” katanya.