Membingkai Isu Kesehatan Mental dalam Festival Psikologi 2018

Seminar Digital Parenting di hari I Festival Psikologi UIN SUKA Yogyakarta 2018 (Dok. @Festivalpsikologi2018).

Oleh: Swita Memorita Sitanggang

Festival Psikologi 2018 di UIN Sunan Kalijaga mengajak warga untuk semakin tahu tentang berbagai tantangan psikologi di era gawai, melalui diskusi, permainan, dan pameran seni (18-20/10/2018).

Dengan mengangkat tema bertajuk “The Art of Life”, Damar, ketua panitia Festival Psikologi 2018 menyatakan festival psikologi, di tahun kedua diadakannya ini, ingin mengkaji tentang eratnya korelasi seni dan psikologi lewat berbagai pameran dan permainan.

Acara dibuka dengan diskusi bersama dalam seminar bertajuk “Digital Parenting, Menjadi Orang Tua Cerdas di Era Gadget”, dengan mendatangkan pembicara, para psikolog lulusan UIN SUKA Yogya yakni, Raden Rachmy Diana, dan Pihasniwati (18/10).

Pihasniwati seorang psikolog mengatakan bahwa kehadiran gawai hari ini, beserta dampak positif dan negatifnya, tentunya sudah tidak asing bagi semua kalangan, termasuk remaja dan anak-anak, yang mana terjadi kasus kecanduan gawai yang juga sudah banyak diteliti para ahli dapat mengganggu kesehatan mental sang anak. Oleh karenanya, penting bagi orangtua maupun calon orangtua untuk menjadi orangtua yang dapat mengatur pola asuh anaknya dengan cerdas di era gawai.

Pada hari ke 2, (19/10), pengunjung festival dapat menikmati perlombaan akustik sambil mengunjungi berbagai stan makanan, pameran seni, ataupun stan komunitas psikologi yang ada.

Ada yang berbeda dari perlombaan akustik dalam festival ini, yaitu tema yang diambil ialah tema nasionalisme, dimana lagu yang dilombakan ialah lagu nasional atau lagu daerah.

“Mengapa memilih tema nasionalisme, tujuannya untuk kembali menumbuhkan rasa nasionalisme anak muda serta menggaungkan kembali lagu-lagu daerah yang lama tak terdengar, dan tentunya dapat diracik dengan alat musik modern saat ini,” kata Sashi, Panitia Festival Psikologi 2018.

Berbagai stan komunitas psikologi yang dipamerkan dalam festival ini, terdiri dari 5 komunitas yaitu pertama, ruangbaca, yakni komunitas perpustakaan psikologi UIN SUKA Yogya yang mengkaji mengenai banyak buku dan sejarah mengenai psikologi. Kemudian, jika Anda ingin mendalami tentang psikologi dan agama, Anda dapat bergabung di komunitas atau lab psikologi agama UIN SUKA.

Lalu jika Anda ingin mendalami wawasan mengenai psikologi dalam organisasi, Anda dapat bergabung dalam lab atau komunitas psikologi Industri dan organisasi UIN SUKA. Dan bagi Anda orangtua atau calon orangtua yang ingin memperluas wawasan mengenai psikologi anak, Anda dapat bergabung di lab psikologi anak UIN SUKA.

Kegiatan di masing-masing stan komunitas psikologi di Festival Psikologi 2018.

Di masing-masing stan tersebut, pengunjung diberi kesempatan untuk memainkan permainan yang menarik mengenai psikologi, seperti mindfull drawing dalam komunitas psikologi klinis, kuis-kuis pengetahuan mengenai psikologi, games dalam psikologi anak seperti jalan egrang batok kelapa, yang dapat melatih otak dan sistem monotorik anak, dan lain sebagainya.

Setelah lomba akustik, dan pameran komunitas selesai, keesokan harinya, di hari terakhir Festival Psikologi (20/10), dilakukan pengumuman para pemenang lomba yang sudah ditunggu-tunggu, untuk lomba esai, fotografi, poster, dan lomba akustik.

Tidak lupa, pentas seni dari bintang tamu yaitu ADC (ADAB Dance Community) Yogya yang semakin menambah kemeriahan penutupan Festival Psikologi UIN SUKA 2018.

Saat ditemui tim wargajogja (20/10), salah satu pengunjung, Ulfi, mengaku berharap kedepannya, festival psikologi seperti ini dapat terus berkembang lagi, baik di Yogya maupun Indonesia.

Ulfi juga menambahkan kesan yang ia dapat setelah mengikuti festival ini, bahwa menjadi mahasiswi psikologi seperti dia, harus mampu menjadi mahasiswa yang tidak hanya memakai teori psikologi dalam hal penugasan saja, namun yang terpenting dapat dihayati dan diterapkan dalam praktik langsung di kehidupan sosial masyarakat.

Data mengenai isu kesehatan mental di Indonesia