Coday Coffee Lab & Roastery: Untuk Kopi Tidak Bisa Setengah-setengah

Barista mengonfirmasi aroma biji kopi kepada konsumen.

 

Oleh: Rosetti Hana M.

 

Dengan empat sektor yang menjadi fokus kegiatan, yakni roastery, laboratorium, suplier kopi, dan sekolah barista, Coday Coffee Lab & Roastery mencoba merangkul berbagai pihak pembuatan kopi dari hulu ke hilir.

Awalnya, pada 2015, Coday Coffee Lab & Roastery masih berupa kedai kopi di dekat Gembira Loka Zoo, Yogyakarta. Seiring waktu, pemilik kedai kopi, Abdul Kholiq, sesuai dengan nama kedai Coday (Coffee Everyday) atau kopi setiap hari dalam bahasa Indonesia, memutuskan untuk membuat kopi secara total agar dapat menyajikan kopi terbaik tiap harinya.

“Diawali dengan membeli mesin roasting biji kopi dan didukung oleh iklim kopi yang meningkat, target mengembangkan perusahaan menjadi lebih meyakinkan,” kata Dedi, divisi operation (1/11). Kemudian pada 2016, kedai kopi pindah lokasi di Jalan Ahmad Wahid, Mantup, Baturetno, Bantul.

Total 17 karyawan yang mengoperasikan Coday Coffee Lab & Roastery terbagi menjadi bagian manajemen, produksi, dan barista. Bagian manajemen dan produksi bekerja sesuai dengan jam kerja pukul 08.00-17.00 WIB, sedangkan barista memiliki jam kerja lebih lama hingga pukul 22.00 WIB dengan sistem shift.

 

Empat sektor fokus kegiatan Coday Coffee Lab & Roastery.

 

Coday Coffee Lab & Roastery tiap tahunnya memiliki persediaan biji kopi mencapai 10 ton dengan kapasitas ruangan penyimpanan 20 ton biji kopi. Tidak hanya kopi robusta saja, kopi arabika juga selalu tersedia.

Biji-biji tersebut didapat langsung dari mengunjungi kebun petani kopi. Selain untuk memberdayakan petani kopi, biji kopi juga dipilih yang berkualitas, sehingga dapat menunjang profit yang meningkat tiap tahunnya.

 

Pengolahan biji kopi sebelum dikemas.

 

Biji kopi selanjutnya di-roasting dan menghasilkan produk andalan Houseblend Premium untuk biji kopi campuran serta Java Frinsa untuk kopi arabika.

“Biji kopi milik Coday Coffee Lab & Roastery memiliki rasa enak yang konsisten, sehingga enggan untuk membeli produk dari roastery lain,” ujar Candra, konsumen (1/11).

Biji kopi yang telah di-roasting juga masuk ke laboratorium untuk dapat dicari cita rasa dan karakter khasnya. Setelah itu biji kopi pun dikemas dan siap dipasarkan.

Biji kopi yang telah ditemukan profil dan catatan rasanya juga akan dibawa ke barista untuk dapat diulik lebih lanjut terkait seduhan kopi. “Biji kopi dari laboratorium akan dikonfirmasi cita rasanya oleh barista untuk dapat menyesuaikan pasar dan lidah konsumen,” ujar Rendy, barista (1/11).

Untuk menemukan cita rasa dari biji kopi dapat dipelajari di sekolah barista Coday Coffee Lab & Roastery yang terbagi menjadi kelas-kelas dan dibuka tiap tiga hari sekali. Tiap kelasnya akan dibimbing oleh mentor internal dan eksternal.

Adapun kelas yang dibuka, yakni kelas cita rasa, manual brew, espresso based, roasting, dan manajemen kafe. Para murid yang sudah pernah mengikuti sekolah barista Coday Coffee Lab & Roastery mendapat keuntungan menjadi kandidat barista tetap di sana.

 

Bentuk edukasi tentang kopi melalui akun Instagram @codaycoffeelab.

 

Coday Coffee Lab & Roastery juga mengedukasi penikmat kopi secara tidak langsung melalui akun Instagram @codaycoffeelab, mengingat pasarnya kebanyakan anak muda yang selalu menggunakan media sosial.