Impian Studio: “Ayo Buka Buku Pop Up!”

Beberapa koleksi buku pop up oleh Impian Studio.

Oleh: Balya Galuh Jiehan Safira Rahma

Untuk mengajak anak gemar membaca buku, Impian Studio menerbitkan buku pop up yang dianggap lebih merangsang ketertarikan anak, karena bisa menampilkan gambar dalam bentuk timbul atau tiga dimensi. Cerita yang ditawarkan dalam buku juga sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Impian Studio adalah penerbit buku pop up pertama di Indonesia, yakni sejak 2011. Sebagian besar memang ditujukan untuk khalayak anak dengan berbagai cerita dan tampilan yang ramah anak.

Menurut Hafez Achda selaku pendiri dari Impian Studio, Impian Studio memiliki misi untuk mengajak anak-anak membuka buku. “Tidak perlu sampai harus membacanya terlebih dahulu, menumbuhkan keinginan mereka untuk membuka buku saja sudah cukup baik untuk kami,” kata Hafez saat ditemui 30 Mei 2018 di rumah Impian Studio yang beralamat di Jl. Wonosari Km. 8.

Beberapa koleksi buku dari Impian Studio

Kolektor dari impian studio sendiri 90% nya adalah ibu-ibu. Buku pop up dianggap memermudah langkah mereka untuk mengajak anak-anak membaca.

Impian Studio tidak hanya merentangkan sayapnya di Indonesia. Mereka telah berhasil melebarkannya hingga ke beberapa negara seperti Malaysia untuk buku pop up dan India serta UK untuk desain dari buku pop up.

Sistem ready stock membuat para kolektor tidak harus menunggu lama. Namun tentu stok buku yang terbatas yaitu 1000 eksemplar/judul membuat para kolektor mesti berpacu dalam mendapatkan buku tersebut.

Buku pop up yang diterbitkan oleh Impian Studio ini tidak dipasarkan melalui toko buku seperti Gramedia, Toga Mas, Social Agency, dan lain sebagainya. Mereka hanya berjualan secara personal melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram serta mengandalkan reseller-reseller yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia.

Reseller itu pun hadir karena pada mulanya mereka adalah kolektor. Tidak ada reseller kami yang murni ingin menjual saja sebelum pernah menikmati karya kami,” ujar Hafez.

Kerja sama Impian Studio tidak hanya sebatas dengan para kolektornya saja. Beberapa bentuk kerja sama nirlaba pun pernah dilakukan oleh Impian Studio seperti membagikan buku ke daerah pelosok, bekerja sama dengan beberapa komunitas dengan membentuk perpustakaan mandiri, dan banyak lagi.

Tak hanya membawa angin segar dalam dunia baca anak-anak, Impian Studio juga mampu menggerakkan perekonomian rumah tangga. Pasalnya, tim produksi dari Impian Studio merupakan ibu-ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Temanggung.

“Dari pada sekadar menonton sinetron, ada baiknya ibu-ibu sekalian membuat karya” unggkap Hafez saat ditanyai alasannya memilih ibu-ibu rumah tangga. Sampai saat ini tim produksi dari Impian Studio sudah berjumlah 50 orang.

Untuk masalah desain, Impian Studio memercayakannya di tangan Hafez. Berikut untuk teks atau cerita yang dihadirkan dalam buku, Impian Studio memercayakan kepada istri Hafez yang sebelumnya merupakan mitra Hafez dalam berkarya.

Perakitan buku pop up memang dilakukan di Temanggung, namun untuk perihal pra produksi, Impian Studio memilih untuk memercayakan ke berbagai percetakan yang ada di Yogya. “Karena kami harus bermitra dengan orang lain. Membangun kerja sama itu baik. Ada hal yang memang membutuhkan mitra dan ada yang harus ditangani sendiri. Namun untuk masalah pra cetak, kami memilih untuk mengajak beberapa percetakan di Yogya untuk bekerja sama,” ungkap Hafez mengenai alasan mereka tidak membentuk percetakan sendiri.

Kunjungan oleh tim redaksi wargajogja.net ke Perpustakaan Impian Studio (30/05/2018)

Buku pop up yang ditawarkan oleh Impian Studio dibanderol dengan harga 85 ribu hingga 170 ribu. Namun untuk satu set buku pop up rumah adat yang berjumlah 4 buku dihargai senilai 1,1 juta.

Satu judul buku pop up biasanya terdiri dari 6 lembar. Sementara untuk seri rumah adat, satu buku memiliki 8 lembar untuk 1 judulnya.

Harga yang dipasang memang cukup mahal namun setara dengan proses pembuatan buku pop up yang tidak mudah dan makan waktu lama. Satu judul buku pop up idealnya diproses selama 1 bulan namun sekarang Impian Studio sudah mampu mencetak 3000-4000 eksemplar dalam satu bulan yang berarti memroses sekitar 3-4 judul.

Menurut Tita Ardhanareswari sebagai kolektor dari buku pop up Impian Studio sekaligus sebagai penyumbang ide tema dari buku “Siang Malam”, buku-buku Impian Studio sangat pantas untuk dimiliki. “Aku juga lagi pelan pelan mau koleksi judul lainnya dari Impian Studio, abis buku mereka worth banget untuk dimiliki, apalagi ini benar benar dirakit sendiri oleh mereka dan salah satu pembuat buku pop up karya anak bangsa yang patut kita support” ungkap Tita dalam blognya.