Anak Wayang Indonesia, Mendampingi Anak di Kampung
Sudah 16 tahun Anak Wayang Indonesia mendampingi anak-anak kampung di Yogyakarta. Melalui media seni, AWI mengemas kegiatan pendidikan dengan cara menyenangkan.
Sudah 16 tahun Anak Wayang Indonesia mendampingi anak-anak kampung di Yogyakarta. Melalui media seni, AWI mengemas kegiatan pendidikan dengan cara menyenangkan.
Wargajogja menyusun sembilan video berita tentang Yogyakarta, dari sepeda pembawa reklame, pameran seni spektakuler, revitalisasi Malioboro, hingga penutupan ponpes waria. Semua ini hasil karya mahasiswa kelas Reportase di Komunikasi UGM, yang bekerja untuk jurnalisme yang berkualitas. Kami ingin ada lebih banyak warga memerhatikan cara kota ini berjalan dan dikelola. 1. Pitpaganda, salah satu solusi untuk “Jogja sampah reklame” 2. Pasar Ngabuburit UGM, omzet […]
Kacaunya iklan luar ruang menjadi peluang bisnis bagi komunitas pesepeda hubforcyclist. Bermodal dana dari Dagadu Djokdja, mereka mendirikan Pitpaganda, sebuah jasa iklan yang membawa reklame keliling dengan sepeda.
Empat tahun berdiri, Hilo Green Community Jogja terus berupaya menciptakan lingkungan pariwisata Yogyakarta yang tertib kebersihan.
-
Para pedagang memilih untuk tetap berjualan meskipun pihak UGM melarang kegiatan jual beli di sepanjang Jalan Notonagoro – Jalan Olahraga selama bulan Ramadan ini.
Salah satu tujuan besar Pekan Buku Indie #1adalah mengembalikan wajah perbukuan Jogja, yang dianggap idealis dan alternatif.
Kurang dekatnya generasi muda dengan seni Nusantara, tidak bisa sepenuhnya disalahkan pada anak ataupun perkembangan zaman. Dalam konteks kesenian wayang, pengenalan sulit dilakukan karena pentas wayang semakin sedikit dan harga wayang yang relatif mahal.
Para juru parkir (jukir) Malioboro yang merupakan korban utama relokasi parkir akibat revitalisasi Malioboro menegaskan penolakan mereka terhadap relokasi parkir. Janji pemerintah untuk menutup kantong parkir ilegal belum juga terwujud.
Kesuksesan film Ada Apa Dengan Cinta 2 memberikan pengaruh positif terhadap pariwisata DIY dan Magelang, yakni kenaikan jumlah pengunjung beberapa tempat yang menjadi latar AADC 2.
Selama 50 tahun berdiri, Masjid Jogokariyan bukan hanya melayani kebutuhan umat untuk beribadah, tapi juga ikut membangun ekonomi masyarakat.