Yogyakarta Tingkatkan Akses terhadap Penyandang Disabilitas
Pelayanan publik terhadap penyandang disabilitas di Yogya sudah berjalan baik, meski masih ada sejumlah catatan penting.
Pelayanan publik terhadap penyandang disabilitas di Yogya sudah berjalan baik, meski masih ada sejumlah catatan penting.
Salah satu acara terbesar AIESEC Indonesia : Walk for SDGs 2017 di Yogyakarta diikuti oleh ratusan peserta dengan mengangkat tema Youth Movement.
Berdiri sejak Desember 2008, komunitas Coin A Chance (CAC) Jogja berusaha membantu anak-anak yang kurang mampu di tingkat SD, SMP, dan SMA untuk tetap bersekolah.
Dengan metode tidak biasa, para peserta diajak untuk menuangkan kegelisahan mereka menjadi sebuah karya.
Sekolah Semangat Tuli adalah kelas bahasa isyarat bagi orang-orang dengar yang ingin belajar berkomunikasi dengan orang tuli.
Terbatasnya fasilitas baca bagi masyarakat Yogyakarta membuat Monica dan beberapa kawannya membentuk Perpustakaan Jalanan DIY pada Mei 2017.
Berawal dari KKN UGM pada 2010 di Lombok Timur, Niniek Febriany, Lambang Wicaksono, dan Khofif mendirikan perpustakaan di kaki gunung Rinjani bernama Book for Mountain (BfM).
Di Tembi Rumah Budaya, Paksi Raras Alit mempersembahkan panggung seni tembang macapat dengan kemasan trans-kultural.
Hadir di tengah kota, Jogja Street Sculpture Project memancing publik untuk mengkhayalkan Jogjatopia.
Seorang anak Jawa bermimpi memainkan Barongsai, tarian dari khasanah budaya Tionghoa. Dari hanya menyaksikan pertunjukkannya, Doel kemudian memainkannya. Kelak di usia senja, ia membuat perlengkapannya. Doel, putra Jawa pertama pelestari kesenian Barongsai.